Jumat, 22 Maret 2013

Deskripsi Batuan Sedimen




Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from solution (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis
Kenampakan yang paling menonjol dari jenis batuan sedimen adalah perlapisan, struktur internal dan eksternal lapisan, bahan rombakan yang tidak kristalin, mengandung fosil dan masih banyak lagi. Pada Sedimen yang Kristalin, umumnya monomineralik dan tergolong ke dalam batuan Sedimen Non Klastik seperti rijang, kalsit, gipsum dll

Batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu Batuan Sedimen Klastik dan Batuan sedimen Non Klastik
A.                 Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat pengendapan kembali rombakan batuan asal, baik batuan beku, batuan metamorf ataupun batuan sedimen yang lebih tua. Adapun  fragmentasi batuan asal  dimulai dari pelapukan, baik mekanik maupun kimiawi, lalu tererosi, tertransportasi dan terendapkan pada cekungan pengendapan lalu mengalami proses Diagenesa yaitu proses perubahan-perubahan pada temperatur rendah yang meliputi Kompaksi, Sementasi, Rekristalisasi, Autigenesis, dan  Metasomatisme,
Klastik yang bersifat Silikaan ( Breksi, Konglomerat, Pasir, Lanau, Lempung )
Klastik yang bersifat Karbonatan ( Kalsirudite, Kalkarenite, Kalsilutite )

B. Batuan Sedimen Non Klastik
Terbentuk dari Reaksi kimia atau kegiatan organisme. Reaksi kimia yaitu Kristalisasi atau reaksi Organik ( Penggaraman unsur – unsur laut, pertumbuhan kristal dari agregat kristal yang terpresipitasi dan replacement.
Nonklastik bersifat Silikaan ( Rijang )
Non Klastik bersifat Karbonatan ( Batu Gamping Nonklastik )


Cara Pendeskripsian Batauan Sedimen


A.Warna Batuan
Warna Lapuk : warna batuan yang sudah terkontaminasi dengan lingkungan.
Warna Segar   : warna batuan yang tidak mengalami kontak langsung dengan lingkungan.

B. Tekstur
·        Ukuran  butir :

Pemerian ukuran butir didasarkan pada pembagian besar butir yang disampaikan oleh Wentworth, 1922, seperti di bawah ini:


Pemerian ukuran butir untuk batuan sedimen karbonat klastik


C. Pemilahan
Tingkat keseragaman butir penyusun, terdiri dari :
·      
  • Very well sorted
  • ·      Well sorted
  • ·      Moderately sorted
  • ·      Poorly sorted
  • ·      Very Poorly Sorted


 Derajat pembundaran :       




a. menyudut
b. menyudut tanggung
c. membundar tanggung           
d. membundar
e. sangat membundar

Kemas ( Hubungan antar butir )
a.       Kemas terbuka : butiran satu dengan yang lainnya renggang sehingga butir matrik akan lebih banyak.  Diendapkan oleh media pekat.
b.      Kemas tertutup : butiran satu dengan butir yang lain rapat sehinnga kandungan matrik akan lebih sedikit dan sifatnya kokoh.  Diendapkan oleh media encer.    

D. Kandungan CaCO3
Di uji dengan meneteskan HCl untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan karbonat. Sebab pendeskripsian batuan sedimen besrsifat  karbonatan memiliki sedikit perbedaan dengan pendeskripsian batuan sedimen silikaan.

E. Struktur Sedimen           
·      Primer  : struktur terbentuk bersamaandengan batuan saat proses litifikasi.

·      Sekunder  : struktur yang terbentuk setelah proses litifikasi

·      Struktur Organik  : Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca, cacing atau binatang lainnya. Struktur organic antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan dan lain-lain.

F. Permeabilitas
Yaitu kemampuan batuan meloloskan fluida : Permeable ( dapat meloloskan air ) dan Impermeable ( tidak dapat meloloskan air )

G. Porositas
Yaitu perbandingan volume rongga pori-pori terhadap volume total keseluruhan batuan.

H. Kekerasan
·      Kompak ( massif )
Tidak dapat dicungkil dengan jarum penguji
·      Keras
Yaitu masih dapat dicungkil dengan jarum penguji tetapi sangat sedikit.
·      Agak keras
Yaitu hancur apabila ditekan oleh jarum penguji.
·      Lunak
Yaitu dapat dipotong dengan mudah oleh jarum penguji.     
·      Sponge
Yaitu kembali kebentuk asal apabila ditekan jarum penguji.

I. Kandungan Mineral

Komposisi mineral dari batuan sedimen klastik dapat dibedakan menjadi :
1. Fragmen
Fragmen adalah bagian butiran yang berukuran lebih besar,  dapat berupa pecahan-pecahan batuan, mineral, cangkang fosil dan zat organik.
2. Matrik (masa dasar)
Matrik adalah butiran yang berukuran lebih kecil dari fragmen dan terletak diantaranya sebagai masa dasar. Matrik dapat berupa pecahan batuan, mineral atau fosil.
3. Semen
Semen adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen, dapat berbentuk Amorf atau Kristalin. Bahan­ bahan semen yang lazim adalah :
§ Semen karbonat (kalsit dan dolomit)
§ Semen silika (kalsedon, kuarsit)
§ Semen oksida besi (limonit, hematit dan siderit)
Pada sedimen berbutir halus (lempung dan lanau) semen umumnya tidak hadir karena tidak adanya rongga  antar butiran

Terdapat pemerian fragmen, matrik dan semen hanya terdapat perbedaan istilah ( Folk, 1954 ), meliputi :
    1. Allochem : sama seperti fragmen pada batuan sedimen klastik.
Macam – macam Allochem :
  • Kerangka organisme (skeletal), berupa cangkang binatang atau kerangka hasil pertumbuhan.
  • Interclas , merupakan butiran – butiran dari hasil abrasi batugamping yang telah ada.
  • Pisolit , merupakan butiran-butiran oolit berukuran lebih dari 2 mm.
  • Pellet , Fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukkan struktur konsentris .
    1. Mikrit :
Merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikron, berupa kristal-kristal karbonat terbentuk secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air laut dan mengisi rongga antar butir.
    1. Sparit :
Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran halus (0,02-0,1 mm), dapat terbentuk langsung dari sedimentasi secara insitu  atau rekristalisasi dari mikrit.

J. Kandungan Fosil

Yaitu kandungan fosil yang ada di dalam batuan sedimen

Sumber :

·      Modul praktikum Petrologi 2012

·      http://kelompok4geologia.blogspot.com/2011/10/deskripsi-batuan-sedimen.html

·      http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195901011989011-YAKUB_MALIK/PEDOMAN_PRAKTIKUM_BATUAN.pdf

·      http://dulida.blogspot.com/2012/02/jenis-jenis-batuan-sedimen.html

·      http://febryirfansyah.wordpress.com/2009/08/14/petrologi-batuan-sedimen/

 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar