Senin, 06 Agustus 2012

PROTOZOA




Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama.Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan memasukkannya ke dalam filum protozoa. Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buah.

Biasanya berkisar 10-50 μm, tetapi dapat tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop. Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga Protista. Lebih dari 30.000 jenis telah ditemukan. Protozoa terdapat di seluruh lingkungan berair dan tanah, menduduki berbagai tingkat trophic. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya antaran 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada memiliki fligel atau bersilia

Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan, lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat parasitik, hidup pada organisme inang. Inang protozoa yang bersifat parasit dapat berupa organisme sederhana seperti algae, sampai vertebrata yang kompleks, termasuk manusia. Beberapa spesies dapat tumbuh di dalam tanah atau pada permukaan tumbuh-tumbuhan. Semua protozoa memerlukan kelembaban yang tinggi pada habitat apapun. Beberapa jenis protozoa laut merupakan bagian dari zooplankton. Protozoa laut yang lain hidup di dasar laut. Spesies yang hidup di air tawar dapat berada di danau, sungai, kolam, atau genangan air. Ada pula protozoa yang tidak bersifat parasit yang hidup di dalam usus termit atau di dalam rumen hewan ruminansia. Beberapa protozoa berbahaya bagi manusia karena mereka dapat menyebabkan penyakit serius. Protozoa yang lain membantu karena mereka memakan bakteri berbahaya dan menjadi makanan untuk ikan dan hewan lainnya.. Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan zooplankton. Permukan tubuh Protozoadibayangi oleh membransel yang tipis, elastis, permeable, yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat di dalam sel antara lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa organisme lainnya,. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya

Cirri-ciri protozoa yakni :
a. Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.
b. Pada ummnya hidup bebas pada tempat yang lembab atau berair (akuatik) seperti di air tawar, air laut, hutan, sawah serta sebagai parasit pada tubuh organism lainnya.
c. Pada umumnya hidup soliter (menyendiri atau sepasang-sepasang) tetapi ada juga yang hidup sebagai koloni.
d. Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai indicator polusi.
e. Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.
f. Dalam kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan protozoa dapat membentuk kista agar dapat berhana hidup lebih lama.
g. Jika kondisi di sekitarnya membaik, maka kista akan pecah dan protozoa akan kembali hidup secara aktif.

Berdasarkan alat geraknya, protozoa dikelompokkan menjadi empat filum yaitu sebagai berikut:
1. Filum Rhizopoda (Sarcodina)
Ciri-ciri Rhizopoda sebagai berikut:
·      Tidak memiliki bentuk yang tetap.
·      Bergerak dan menangkap makanannya dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran sitoplasma tubuhnya. Rhizopoda bergerak dengan menjulurkan kaki semunya untuk berpindah tempat.
·      Ada yang hidup bebas di alam dan ada yang parasit.
·      Makanannya berupa bakteri atau bahan organik lain.
·      Berkembang biak dengan membelah diri.
·       
Contoh anggota Rhizopoda adalah Amoeba sp., Foraminifera yang digunakan sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi, dan Radiolaria yang membentuk tanah radiolaria yang bermanfaat sebagai alat penggosok.









2. Filum Fagellata (Mastigophora)
Filum Flagellata memiliki ciri khas yaitu memiliki alat gerak berupa bulu cambuk (flagela) yang berstruktur mirip cambuk yang panjang. Bulu cambuk ini digunakan dengan mencambukkan bulu cambuk ke arah yang diinginkan dan menggunakannya untuk memindahkan dirinya sendiri.
Contoh Flagellata adalah Trypanosoma sp. yang hidup secara parasit dalam darah manusia dan vertebrata lainnya, berkembang biak dengan membelah diri, dan menyebabkan penyakit tidur pada manusia. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan lalat tse-tse.




3. Filum Ciliata (Cilliophora)
Ciliata bergerak dengan bulu getar (silia) yang selalu bergetar untuk mendorong tubuhnya ke arah yang diinginkan seperti gerakan mendayung perahu. Selain itu, silia bisa digunakan untuk mengambil makanan.Ciliata berkembang biak secara vegetatif (aseksual) dengan membelah diri dan secara generatif (seksual) dengan cara konjugasi.
Contoh Ciliata adalah Paramaecium sp. Paramaecium disebut juga hewan sandal, karena bentuknya menyerupai telapak sandal.terdapat mulut sel pada permukaan membrane sel yang melekuk. Air dan makanan masuk ke mulut sel dengan getaran silia. Makanan yang masuk ke mulut sel lalu masuk ke kerongkongan sel, lalu ke vakuola makanan. Vakuola makanan beredar dalam sel sambil mencerna makanan. Sisa makanan berbentuk cair dikeluarkan melalui vakuola berdenyut/vakuola kontraktil, sementara sisa makanan berbentuk padat dikeluarkan melalui vakuola makanan yang pecah saat menepi ke membran sel.
  




4. Filum Sporozoa
            Filum ini berbeda dengan filum sebelumnya—anggota filum ini tidak mempunyai alat gerak. Disebut Sporozoa karena dalam tahap tertentu dalam hidupnya, dapat membentuk sejenis spora. Biasanya hidup sebagai parasit pada tubuh hewan maupun manusia. Contoh anggota Sporozoa adalah Plasmodium sp., penyebab penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles s



PERANAN PROTOZOA DALAM GEOLOGI

Rhizopoda ada yang memiliki cangkang keras untuk  melindungi selnya. Cangkang tersebut dari silikon (contoh Radiolaria) atau kalsium karbonat (misal Foraminifera). Keduanya hidup di laut. Jika hewan tersebut mati maka cangkangnya tetap utuh dalam waktu yang lama sehingga dapat berubah menjadi fosil. Fosil ini digunakan untuk menentukan umur lapisan bumi atau sebagai penunjuk  sejarah bumi. Disamping itu fungsi lainnya adalah digunakan 

Selasa, 01 Mei 2012

Pelecypoda

Pelecypoda



Pelecypoda berasal dari kata Yunani, “pelekys” berarti kapak dan “pous” atau “podos” berarti kaki. Pelecypoda adalah binatang yang memilik kaki seperti kapak. Pelecypoda biasa disebut pula “Lamelliabranhia” yang berasal dari kata “lamella” yang artinya piring kecil atau daun dan “branchia” yang berarti insang. Lamellabranchia adalah binatang yang memiliki insang seperti daun.
Pelecypoda termasuk pada filum Moluska dan merupakan kelompok kedua terbesar dari filum tersebut. Pelecypoda dapat dibedakan dari kelas lainnya dalam filum moluska karena memilik cangkang yang terdiri dari dua buah kulit kerang yang sama besar serta tubuh dan cangkangnya mempunyai simetri bilateral. Tubuh binantangnya ditutupi seluruhnya didalam kedua kulit kerang tersebut.
         Pelecypoda atau kerang, mempunyai dua keping atau belahan yaitu; belahan sebelah kanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis disebut ligamen dan mempunyai satu atau dua otot aduktor dalam cangkangnya yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang tersebut. Untuk membedakan belahan kanan dan balahan kiri cangkang terkadang mengalami kesulitan, hal ini biasa terjadi pada pelecypoda yang hidup menempel pada benda keras misalnya pada karang, karena pertumbuhan pelecypoda ini mengikuti bentuk dari permukaan karang tersebut sehingga bentuknya tidak wajar (Barnes dalam Safikri 2008).

Pelecypoda tidak memiliki kepala, mata serta radula di dalam tubuhnya, tubuh pelecypoda hanya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu kaki, mantel, dan organ dalam. Kaki dapat ditonjolkan antara dua cangkang tertutup, bergerak memanjang dan memendek berfungsi untuk bergerak dan merayap (Robert et al, dalam Safikri 2008).

LINGKUNGAN DAN CARA HIDUP PELECYPODA

Golongan binatang pelecypoda memiliki daya adaptasi yang tinggi. Lingkungan hidupnya di dalam air, air laut, air payau, dan air tawar seperti di sungai dan danau Di air laut pelecypoda hidup dari mulai zona pasang-surut samapi kedalaman 10.450 meter. Sejumlah binatang yang hidup cukup melimpah di dalam danau, sungai, atau air tawar lainnya adalah dari family Unionidae, Mutelidae, dan family Sphaeridae.

Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis pelecypoda mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem. Pelecypoda pada umumnya hidup membenamkan dirinya dalam pasir atau pasir berlumpur dan beberapa jenis diantaranya ada yang menempel pada benda-benda keras dengan semacam serabut yang dinamakan byssus. Nontji (1993), menyatakan bahwa “pelecypoda hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur adapula yang menempel di pohon bahkan pada karang-karang batu”. Pada beberapa spesies pelecypoda seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken, 1992).

TAKSONOMI PELECYPODA


Susunan Taksonomi berikut adalah berdasarkan klasifikasi Newel (1965) dalam Anonim (2010) yang didasarkan pada morfologi. Pelecypoda termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Molluska, yang terbagi lagi dalam beberapa sub kelas dan ordo antara lain adalah sebagai berikut :

1. Subkelas Palaeotaxodonta
Ordo Nuculoida

2. Subkelas Cryptodonta
Ordo Praecardioida
Ordo Solemyoida

3. Subkelas Pteriomorphia (tiram, kupang, dll,)
Ordo Arcoida
Ordo Cyrtodontoida
Ordo Mytiloida
Ordo Ostreoida
Ordo Praecardioida
Ordo Pterioida

4. Subkelas Paleoheterodonta
 Ordo Trigonioida
Ordo Unionoida (jenis-jenis kupang air tawar)
 Ordo Modiomorpha

5. Subkelas Heterodonta (mencakup remis, lokan, dan kerang-kerang yang biasa dikenal, Eulamellibranchia)
Ordo Cycloconchidae
Ordo Hippuritoida
Ordo Lyrodesmatidae
Ordo Myoida
Ordo Redoniidae Ordo Veneroida

6. Subkelas Anomalodesmata
 Ordo Pholadomyoida


DESKRIPSI PELECYPODA



Dari kenampakan yang terlihat dari fosil, dapat disimpulkan bahwa jenis dari fosilisasi fosil Circomphalus strigillinus adalah permineralisasi dan juga internal mold. Permineralisasi adalah proses dimana mineral sebagian masuk menggantikan mineral yang ada atau berada di organisme, biasanya seperti mineral silica (SiO2), kalsium karbonat (CaCO3), besi oksida (FeO atau Fe2O3).
Internal mold adalah masukannya mineral atau butiran-butiran mineral yang mengisi rongga-rongga kosong di dalam sebuah organism. Dalam hal ini, fosil Circomphalus strigillinus tidak sempurna karena sebagian dari cangkang(katup) ada yang berlubang sehingga memungkinkan butiran-butiran mineral dapat masuk melalui lubang yang telah terbentuk dan mengisi rongga yang berada didalam fosil tersebut.


Aspek Hidup Circomphalus strigillinus
Circomphalus strigillinus hidup di dasar laut secara infaunal dengan menggunakan siphon. Hidup pada 30-40 meter di bawah permukaan laut dan posisinya vertikal terhadap substratnya.


Umur Circomphalus strigillinus
Pelecypoda mulai ada adalah fosil indeks yang baik untuk zaman paleozoikum tapi ada beberapa yang tidak baik digunakan, karena ada beberapa orde yang masih ada hingga sekarang. Leptaena rhomboidalis merupakan fosil indeks yang baik untuk rentang masa dari ordovisium sampai jurrasic atau lebih tepanya pada upper silurian.

Taksonomi Circomphlaus strigillinus
Kingdom                : Animalia
Filum                       : Pelecypoda
Kelas                       : Eulamellibranchiata
Ordo                        : Veneroida
Famili                      :Veneridae
Genus                     : Circomphlaus
Spesies                   : Strigillinus

APLIKASI PELECYPODA

         Secara ekologis, jenis Pelecypoda penghuni kawasan hutan mangrove memiliki peranan yang besar dalam kaitannya dengan rantai makanan di kawasan hutan mangrove, karena disamping sebagai pemangsa detritus, pelecypoda berperan dalam proses dekomposisi serasah dan mineralisasi materi organik yang bersifat herbivor dan detrivor.

         Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikroorganisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa pelecypoda di samping sebagai pemangsa detritus. Akar pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove (Irwanto, 2006).

         Selain berperan sebagai rantai makanan terhadap ekosistem mangrove pelecypoda di jadikan makanan, cangkok pelecypoda bisa dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang pelecypoda untuk koleksi atau perhiasan.

Pelecypoda juga mempunyai kemampuan untuk mengontrol jumlah racun dalam tubuh mereka melalui proses pengeluaran, sementara organisme lain tidak dapat melakukan hal ini. Organisme yang tidak dapat mengontrol jumlah kandungan racun akan mengakumulasi polutan dan jaringan mereka menunjukkan adanya polutan. Pelecypoda sangat baik mengakumulasi polutan sehingga digunakkan sebagai biomonitor polusi (Philips dalam Sitorus, 2008).

Pelecypoda juga dapat dijadikan indeks fosil untuk menentukan berbagai indikator yang terdapat dalam kegunaan-kegunaan fosil.


Cephalopoda


CEPHALOPODA

Cephalopoda merupakan hewan yang mempunyai kaki/ alat gerak pada bagian kepalanya. Pergerakannya terjadi kearena hewan Cephalopoda dapat mengisap air masuk kedalam rongga mantel melalui sifon ke luar, dan digunakan sebagai alat pertahanan diri terhadap bahaya yang mengancam. Sebagian besar Cephalopoda organ berupa kantung tinta yang berisi cairan yang berwarna hitam dan dikeluarkan melalui anus.

Semua jenis Cephalopoda umumnya hidup di laut, dengan ukuran tubuh yang bervariasi dan tidak bercangkang, kecuali pada jenis Nautilus. Tubuh Cephalopoda meliputi kepala dengan sepang mata, dan juga tentakel. Tentakel pada Cephalopoda bberupa lengan yang berjumlah 8 pada Octupus atau berjumlah 10 pada jenis lain. Tentakel ini dilengkapi alat pengisap yang berfungsi untuk menangkap mangsa. Contoh species dari kelas Cephalopoda ini adalah : Cumi-cumi (Loligo pealii), Gurita (Octupus sp.) dan Nautilus.

Ciri-ciri Cephalopoda
Tubuh memanjang menurut sumbu dorsalventral. Akibat berenang maju-mundur menjadi anteroposterior. Lingkaran tentakel sekitar kepala yang semula ventral menjadi anterior. Cangkang di luar atau di dalam atau lenyap. Bergerak lambat dengan sirip. Bergerak cepat dengan menyemprotkan air melalui corong (dari rongga mantel), atau dengan tangan-tangan yang melebar (famili vitreledoaellidae). Pernafasan dengan sepasang insang yang lebar seperti kipas. Tidak ada cilia pada filamen karena tidak ada masalah pembuangan sedimen.
semua cephalopoda bersifat karnivor, mempunyai rahang besar seperti paruh burung untuk mengoyak dan menggigit mangsa.

c. System Fisiologi


System saraf pada hewan ini telah berkembang dengan baik dan berpusat pada kepala yang menyerupai otak. Kelenjar kelamin terdapat pada bagian posterior tubuh, dan dapat dibedakan antara jantan dan betina, tetapi adapula yang hermafrodit.

Alat pencernaan pada hewan ini meliputi mulut yang dilengkapi dengan radula, aring berotot, esophagus, lambung, sekum, usus, rectum dan anus. Hewan ini juga memiliki kelenjar ludah yang bermuara pada faring, hati dan pancreas yang berhubungan dengan lambung. System respirasi dilakukan oleh sepasang insang yang berbentuk bulu unggas di bagian kanan dan kiri ruang mantel pada bagian ventral. System ekskresi pada hewan ini juga sudah berkembang dengan baik. Hewan ini memiliki sepasang ginjal yang ada di dekat pancreas dan hati. Sisa hasil metabolism akan diolah di dalam ginjal dan dikeluarkan dari tubuh melalui anus

KLASIFIKASI CEPHALOPODA

Subklas Nautiloidea
   Actinocerida
   Endocerida
   Tarphycerida
   Oncocerida
   Discosorida
   Nautilida
   Orthocerida
   Lituitida
   Dissidocerida
   Ascocerida
   Bactritida

Subklas Ammonoidea
   Goniatitida
   Ceratitida
   Ammonitida

Subklas Coleoidea
             Belemnoidea
                     Aulacocerida
                     Belemnitida
                     Hematitida
                     Phragmoteuthida
                     Neocoleoidea (paling banyak anggota hidup)
                     Boletzkyida
                     Sepiida
                     Sepiolida
                     Spirulida
                     Teuthida
                     Octopoda
                     Vampyromorphida

Contoh kelas Cephalopoda :

 Cumi-cumi (Loligo pealii)



a. Karakteristik Umum
Bentuk tubuh dari hewan ini terdiri atas kepala yang terletak pada bagian atas ventral, leher yang pendek dan badan yang memiliki sirip pada tiap bagian sisinya. Pada bagian kepalanya terdapat mata yang berkembang sempurna, dan mulut yang dikelilingi empat pasang tangan dan sepasang tentakel. Pada bagian posteriornya terdapat sifon yang merupakan tempat keluar masuknya air dan juga memiliki alat pengisap pada bagian ujung tentakelnya.

b. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda
Ordo : Teuthoidea
Familia : Loliginidae
Genus : Loligo
Species : Loligo pealii
(Marshall, 1972: 704)