Minggu, 31 Maret 2013

Shephard modified methods


Metode modifikasi  Shephard’s adalah salah satu metode grid yang ada di dalam software surfer. Sebelum mengenla lebih lanjut mengenai metode modifikasi sephard’s , kita bahas lagi sedikit mengenai apa itu software surfer dan Gridding.
Surfer merupakan perangkat lunak yang dikembangkan oleh Golden Software Inc. yaitu sebuah perusahaan yang berlokasi di Golden, Colorado, Amerika Serikat. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang mengembangkan dan memasarkan perangkat lunak di bidang Geographic Information System dan scientific software.
beberapa keunggulan utama dari perangkat lunak Surfer yaitu diantaranya proses visualisasi dan permodelan peta 3D, pembuatan kontur, model batimetri, visualisasi dan analisis lansekap, proses gridding, volumetrik, serta fungsi-fungsi utama lainnya. Berbagai metode pengolahan data yang tersedia juga memungkinkan proses manipulasi data, menginterpretasikannya dan memilih metode yang paling sesuai untuk kebutuhan pengguna. 

Grid adalah jaringan titik segi empat yang tersebar secara teratur ke seluruh area pemetaan. Grid dibentuk berdasarkan pada data XYZ dan menggunakan algoritma matematis tertentu. Gridding merupakan proses penggunaan titik data asli (data pengamatan) yang ada pada file data XYZ untuk membentuk titik-titik data tambahan pada sebuah grid yang tersebar secara teratur. Dalam pembuatan file grid ini akan diatur mengenai :

·      Geometri garis grid, yang terdiri dari parameter batas grid  dan kepadatan grid
·      Metode grid / gridding
Batas grid merupakan batas-batas pemetaan yang diambil dari nilai X terkecil, X terbeasr, Y terkecil, dan Y terbesar. Nilai X dan Y diambil dari data mentah di worksheet. Batas-batas pemetaan tersebut membentuk sebuah segi empat dengan koordinat terluar nilai-nilai terbesar dari X dan Y. kepadatan grid merupakan lebar kolom dan garis pada file grid. Kolom dan baris ini berupa garis grid minor yang terbentuk oleh proses interpolasi file XYZ di sepanjang sumbu X dan Y. beberapa metode grid dalam surfer :

Inverse Distance to a Power
Metode ini cenderung memiliki pola “bull’s eyes” pada kontur-kontur yang konsentris melingkar pada titik data. Metode ini merupakan metode penimbangan rata-rata yang sederhana untuk menghitung nilai jarak grid.

Kriging
Kriging adalah metode gridding geostatistik yang telah terbukti berguna dan populer di berbagai bidang. Metode ini menghasilkan visual peta yang menarik dari data yang tidak teratur.

Minimum Curvatur
Metode ini melakukan generalisasi permukaan secara halus.  Metode ini juga secara luas digunakan dalam ilmu bumi karena hasil interpolasi dengan metode Minimum curvatur analog yang sangat tipis, piringan linier elastis melewati setiap nilai data dengan jumlah minimum yang dapat berubah.

Natural Neighbor
Metode ini menghasilkan kontur yang baik dari data set yang berisi data padat di beberapa daerah dan data jarang di daerah lainnya. Hal ini tidak menghasilkan data di daerah tanpa data dan tidak ekstrapolasi nilai-nilai Z di luar grid jangkauan data. 

Nearest Neighbor
Metode ini efektif untuk data-data XYZ yang tersebar merata dalam setiap daerah pemetaan, tetapi akan terjadi masalah apabila data XYZ tidak tersebar merata akan mengakibatkan hasil kontur menjadi bias. Metode Nearest neighbor menggunakan yiyik terdekat untuk memberikan nilai pada node grid. Hal ini berguna untuk konversi secara teraturXYZ data file ke dalam file grid. Metode ini tidak meramalkan kemungkinan grid Z di luar jangkauan data. 

Polynomial Regression
Metode ini bermanfaat untuk analisis permukaan secaraumum. Metode ini menampilkan kecenderungan kemiringan pada pola topografi secara umum dengan cakupan wilayah yang luas. Metode Regresipolinomial memproses data sehingga mendasari skala besar dengan kecenderungan pola yang ditampilkan. Hal ini digunakan untuk analisis yang cenderung berada di permukaan. Metode ini dapat memaparkan nilai-nilai grid di luar data jangkauan Z. 

Radial Basis Function
Metode radial basis function merupakan metode terbaik untuk sebagian besar jenis data. Tetapi cenderung membentuk pola “bull’s eye” terutama jika parameter smoothing diaktifkan. Gambar yang dihasilkan dengan metode ini mirip dengan krigging tetapi menghasilkan hasil yang sedikit berbeda. 

Trianggulation with linear interpolation
Metode ini bermanfaat menghasilkan analisis patahan. Metode ini membutuhkan data yang banyak, karena apabila terjadi kekurangan data maka akan terjadi pembentukan pola segitiga pada permukaan kontur. Walau demikian metode ini dapat menangani situasi sulitseperti pembuatan fitur seperti teras dan lubang. Metode ini tidak mengekstrapolasi nilai-nilai Z di luar jangkauan data. 

Moving Average
Metode ini hanya berlaku pada set data yang sangat besar dan banyak (misal >1000 titik data) sehingga dapat menggabungkan data breakline. Metode Moving Average ini memberikan nilai ke node jaringan dengan rata-rata data di dalam elips pencarian node grid. ­­

Data Metrics
Metode gridding satu ini digunakan untuk membuat informasi grid tentang data. Metode gridding data metrik secara umum cenderung tidak menginterpolasi rata-rata dari nilai-nilai Z. 

Local Polynomial
Metode ini paling berlaku untuk set data yang halus lokal (misalnya relatif halus permukaan dalam lingkungan pencarian). Metode gridding Polynomial local memberikan nilai ke node jaringan dengan menggunakan kuadrat terkecil berbobot sesuai dengan data di dalam elips pencarian node grid. Methodrvatur

Modified Shepard’s Method
Hasil metode ini serupa dengan inverse distance, tetapi apabila parameter smoothing diaktifkan maka kecenderungan kontur membentuk pola “bull’s eye” tidak akan terjadi. Dengan menggunakan metode ini kita dapat meramalkan kemungkinan nilai-nilai di luar rentang Z dari data yang kita miliki. 

Rumus penghitungan modifikasi metode shephard’s yang digunakan unutk melakaukan interpolasi adalah sebagai berikut :

Rumus diatas sangat cocok digunakan untuk masalah –masalah dengan skala yang besar

Perbedaan hasil metode shephard’s dengan inverse distance :



Sand Dune




Sedimen hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan Pasir di sua tu tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk .pasir.



Bentuk gumuk pasir bermacam-macam tergantung pada faktor-faktor jumlah dan ukuran butir pasir, kekuatan dan arah angin, dan keadaan vegetasi. Bentuk gumuk pasir pokok yang perlu dikenal adalah bentuk melintang (transverse), sabit (barchan), parabola (parabolic), dan memanjang (longitudinal dune).


• Gumuk Pasir tipe Melintang (Transverse).
Gumuk pasir ini terbentuk di daerah yang tidak berpenghalang dan banyak cadangan pasirnya. Bentuk gumuk pasir melintang menyerupai ombak dan tegak lurus terhadap arah angin. Dikarenakan proses eolin yang terus menerus maka terbentuklah bagian yang lain dan menjadi sebuah koloni.


Gumuk Pasir Tipe Barchan (Barchanoid Dunes).
Gumuk pasir ini bentuknya menyerupai bulan sabit dan terbentuk pada daerah yang tidak memiliki barrier. Besarnya kemiringan lereng daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin, sehingga apabila dibuat penampang melintang tidak simetri. Ketinggian gumuk pasir barchan umumnya antara 5 – 15 meter.

Gumuk pasir ini merupakan perkembangan, karena proses eolin tersebut terhalangi oleh adanya beberapa tumbuhan, sehingga terbentuk gumuk pasir seperti ini dan daerah yang menghadap angin lebih landai dibandingkan dengan kemiringan lereng daerah yang membelakangi angin





• Gumuk Pasir Tipe Parabola (Parabolic).
Gumuk pasir ini hampir sama dengan gumuk pasir barchan akan tetapi yang membedakan adalah arah angin. Gumuk pasir parabolik arahnya berhadapan dengan datangnya angin. Dimungkinkan dahulunya gumuk pasir ini berbentuk sebuah bukit dan melintang, karena pasokan pasirnya berkurang maka gumuk pasir ini terus tergerus oleh angin sehingga membentuk sabit dengan bagian yang menghadap ke arah angin curam.



Gumuk Pasir Tipe Memanjang (Longitudinal Dune).
Gumuk pasir memanjang adalah gumuk pasir yang berbentuk lurus dan sejajar satu sama lain. Arah dari gumuk pasir tersebut searah dengan gerakan angin. Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah angin dan terdapatnya celah diantara bentukan gumuk pasir awal, sehingga celah yang ada terus menerus mengalami erosi sehingga menjadi lebih lebar dan memanjang


Gumuk juga didefinisikan sebagai salah satu jenis bedform yang terbentuk saat fase lower flow regime. Gumuk atau dunes dibedakan dengan bedform lainnya oleh ipple index(rasio dari panjang dan tinggi dari bedform), dan suatu bedform diklasifikasikan sebagai gumuk/dunes jika memiliki ripple index sebesar 3­5 (Gambar 1). Ciri­ciri dari gumuk adalah adanya struktur internal berupa silang siur dengan kemiringan cross­lamination berkisar antara 280 sampai 420 tergantung dari material pasir penyusun gumuk.(Allen, 1969).
Berdasarkan morfologi, jumlah slip face dan arah angin yang bekerja gumuk pasir secara ideal dibagi menjadi 11 tipe(Ahlbrandt dan Fryberger tahun 1982, pada Sam Boggs, Jr. 1987) . Tipe barchans, barchanoid ridge, dan transverse terbentuk oleh pengaruh aktivitas angin yang bersifat satu arah. Gumuk­ gumuk terebut memiliki satu slip face dan merepresentasikan suatu seri gradasi sehubungan dengan peningkatan pasokan material. Gumuk tipe parabolic dan blowout memiliki satu atau lebih slip face. Perkembangan dari gumuk dengan tipe ini dikontrol oleh keberadaan vegetasi penutup. Gumuk tipe dome memiliki kenampakan sirkular dari arah pandang atas dan tidak memiliki jumlah slip face tertentu. Gumuk tipe linear atau longitudinal memiliki bentuk punggungan simetri sedangkan gumuk tipe reverse memiliki bentuk punggungan asimetri, keduanya sama­sama memiliki jumlah slip face sebanyak 2. Sedangkan gumuk tipe star memiliki bebereapa slip face dan terbentuk oleh pengaruh aktivitas angin dengan arah beragam yang sangat intens









Struktur Sedimen Pre Depositonal




Merupakan struktur sedimen yang terjadi sebelum pengendapan sedimen, yang berhubungan dengan proses erosi oleh bagian kepala (head) dari suatu arus turbid (Middleton, 1973).

Struktur erosi terbentuk karena proses erosi aliran fluida dan aliran sedimen sebelum pengendapan di atas bidang perlapisan dan oleh partikel yang menggerus permukaan sedimen.

1.      Sole mark
Sole Markings’ adalah karakteristik kenampakan dari bagian bawah pada perlapisan batu pasir dan beberapa batu ganping selebihnya pada batu lempung damn lanau(tabel 4-3). Kenampakan tersebut telah diketahui beberapa tahun yang lalu dan baru akhir-akhir ini dipelajari secara intensif . kebanyakan dari struktur ini merupakan cetakan atau negatif depression atau markings (penandaan atau jejak). Pada umumnya diproduksi diatas lempung dimana pasir sudah tersebar, stuktur ini dikontrol origin oleh 1) jalanya arus dipermukaan lempung 2) pembebanan yang tidak seimbang dari lempung halus hidroplastic 3) aktivitas organisme di permukaaan walaupun mereka muncul dikebanyakan batu pasir,sole marks biasanya lebih berlimpah di turbidit dimana mereka menyediakan cara untuk menentukan aliran arus.     
       

Ada berbagai dua macam struktur sole mark yaitu groove cast dan flute cast.

Groove cast (shroek,1948.p.102) biasanya dicirikan dengan kenampakan seperti terangkat, rektalinier, bulat hingga berpuncak tajam yang ditemukan di bagian bawah sebagian lapisan batu pasir. Biasanya merupakan karakteristik dari pasir turbidit,mereka diperkirakan berasal dari pengisian dari benukan yang mennyerupai alur atau saluran dibawah hamparan shale lempung dan bahkan disebut “mud furrows’oleh Hall yang mengobservasi hal ini di New York pada jaman Devonian sekitar 100 tahun yang lalu(Hall,1843,p.424). Bahkan juga mereka dinamakan “drag marks” dan “drag cast” dari perkiraan pembentukan mereka oleh object yang telah tergeser oleh lempung dibagian bawah (ikkuenen,1957,p.243).
Groove cast jarang sekali tampak sendiri, mereka biasanya muncul dalam set, umumnya sebagai dua set intersecting pada sudut akut dipermukaan yang sama (fig.4-16). Bila berupa barisan individual biasanya menampilkan sebuah relief yang hanya 1 millimeter hingga 2 milimeter atau lebih dari centimeter, merek mempunyai bentuk yang sangat teratur dan paling terbuka menunjukan baik itu permulaan maupun penutup. Beberapa bahkan multiple dan terornamentasi dengan seri orde kedua dari microgrooves atas ridges, didalam set terdapat sedikit atau tidak ada deviasi dalam azimut, ggroove cast mungkin sedikit atau bias pula banyak; dan setelahnya set bertahap menghilangkan bagian yang pertama
Groove marks dapat dikenali dari slide marks atau cast (fig.4-17) yang terbentuk oleh pergerakan dari obyek yang besar seperti shal raft melewati bagian bawah, seperti objek sliding termasuk untuk rotasi atau terporos hingga bentuk tanda yang mereka buat seperti kurva.Normal grooves sebaliknya telah dibuat oleh banyak objek individual menunujukan kelakuan yang tidak terkoordinasi. Ggroove cast bias berasosiasi dengan prod cast, skip dan bounce cast, dan brush marks tetapi jarang dengan flute cast, pengakhiran jarang terlihat dimana proses tersebut ditandai oleh fragmen kerang atau perangkat lain yang dikenali yang diperkirakan bertanggung jawab pada proses pembuatan groove.
Groove cast hanya dapat diobservasi di shale yang telah terlapukan sehingga menampilkan permukaaan bagian bawah dari lapisan batu pasir, seperti flute cast groove cast banyak terakumulasi di dasar dari pasir turbidit dan merupakan struktur hieroglyphic yang paling umum dari fasies flysch.

Pembentukan dari groove cast sangat panjang dab tak terduga, hal ini sangat jelas bahwa mereka adalah produk dari material yang tersapu oleh arus yang mengukir permukaan dari bagian bawah lempung yang relatif keras.Hal ini didukung oleh penemuan dari semacam perangkat seperti kerang, pasir butiran besar, bongkah lempung pada arus bawah akhir dari groove dan paralelisme dari grooves dengan arah dari aliran arus yang tergambar melalui criteria lain. Pergerakan yang pasti tidak begitu jelas, kebanyakan obyek bergerak oleh proses arus yang menggelinding dan melompat – lompat dan konstan berotasi atau berputar. Untuk membentuk groove membutuhkan kontak yang berkelanjutan bahkan tekanan dan gerakan tidak terotasi, gerakan terputar membentuk flutes bukan grooves.

b.      Flute cast
Flute cast adalah struktur yang berbentuk setengah kerucut dengan hidumg puncakmya berbentuk bundar atau bulat dan bagian lainnya akan melebar dan menyatu dengan bidang perlapisan. Struktur telah juga didesain seperti flute molds, flow marks, scour cast, scour fingger, vortex cast dan turbboglyph. Flute cast mempunyai panjang yang bervariasi dari hanya beberapa centimeter hingga struktur berukuran raksasa sekitar 1-2 meter panjangnya, solitary flutes sangat jarang ditemukan. Pada umumnya dia muncul sebagai suatu kelompok dimana satu jenis flute cast dapat terbentuk dengan ruang luas, ruang tertutup bahkan pertambalan, hal ini sangat umum umtuk laisan batu pasir yang beruntun umtuk menampilkan flute cast, dengan kata lain ketika kondisi sangat tepat untuk memproduksi suatu kelompok flute menjelang pengendapan dari satu lapisan pasir, kondisi ini terjadi menjelang penbentukan dari lapisan subsekuen.
Flute cast mempunyai variasi bentuk,variasi tersebut dalam satu kelompok menjadi lebih atau sedikit mirip, beberapa berstruktur clongate berhubungan dengan strukur terbatas; lain mempunyai bentuk broader deltoid. Beberapa mempunyai bentuk simetri bilateral yang bagus yang lain menunjukan sedikit bentuk pada umumnya denagn beak terputar. Hal ini tampaknya merupakan transisi dari bentuk sempurna flute cast hingga scour cast yang melintang lebih irregular dan juga berhubungan dengan elongate furrow cast
Flutte tampaknya merupakan produk dari arus local yang terputar, ukurannya sangat bergantung pada ukuran dari putaran, kemudian mungkin menjadi rumgsi dari kekuatan arus, ketika kondisi arus sangat tepat untuk memproduksi satu putaran maka akanberkenbanng tteapt di lapangan dari semacam vortices. Ada banyak factor yang tidak dikenal yang mengontrol ukuran, bentuk dan keruangan dari flute (Allen,1826,fig 1-2) menyediakan klasifikasi yang menyeluruh untuk bermacam – macam kelompok flute.Flute merupakan paling umum dan paling brguna untuk produksi arus sole marks, bentuk mereka adalah pemandu yang tepat atas direksi dari aliran arus, dan walaupun tidak eksklusif flute merupakan produk dari arus turbidit yamg paling berkarakteristik dari fasies flysch.






Jumat, 22 Maret 2013

Pelecypoda











Pelecypoda berasal dari kata Yunani, “pelekys” berarti kapak dan “pous” atau “podos” berarti kaki. Pelecypoda adalah binatang yang memilik kaki seperti kapak. Pelecypoda biasa disebut pula “Lamelliabranhia” yang berasal dari kata “lamella” yang artinya piring kecil atau daun dan “branchia” yang berarti insang. Lamellabranchia adalah binatang yang memiliki insang seperti daun.
Pelecypoda termasuk pada filum Moluska dan merupakan kelompok kedua terbesar dari filum tersebut. Pelecypoda dapat dibedakan dari kelas lainnya dalam filum moluska karena memilik cangkang yang terdiri dari dua buah kulit kerang yang sama besar serta tubuh dan cangkangnya mempunyai simetri bilateral. Tubuh binantangnya ditutupi seluruhnya didalam kedua kulit kerang tersebut.
Pelecypoda atau kerang, mempunyai dua keping atau belahan yaitu; belahan sebelah kanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis disebut ligamen dan mempunyai satu atau dua otot aduktor dalam cangkangnya yang berfungsi untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang tersebut. Untuk membedakan belahan kanan dan balahan kiri cangkang terkadang mengalami kesulitan, hal ini biasa terjadi pada pelecypoda yang hidup menempel pada benda keras misalnya pada karang, karena pertumbuhan pelecypoda ini mengikuti bentuk dari permukaan karang tersebut sehingga bentuknya tidak wajar (Barnes dalam Safikri 2008).

Pelecypoda tidak memiliki kepala, mata serta radula di dalam tubuhnya, tubuh pelecypoda hanya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu kaki, mantel, dan organ dalam. Kaki dapat ditonjolkan antara dua cangkang tertutup, bergerak memanjang dan memendek berfungsi untuk bergerak dan merayap (Robert et al, dalam Safikri 2008).


LINGKUNGAN DAN CARA HIDUP PELECYPODA


Golongan binatang pelecypoda memiliki daya adaptasi yang tinggi. Lingkungan hidupnya di dalam air, air laut, air payau, dan air tawar seperti di sungai dan danau Di air laut pelecypoda hidup dari mulai zona pasang-surut samapi kedalaman 10.450 meter. Sejumlah binatang yang hidup cukup melimpah di dalam danau, sungai, atau air tawar lainnya adalah dari family Unionidae, Mutelidae, dan family Sphaeridae.

Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis pelecypoda mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem. Pelecypoda pada umumnya hidup membenamkan dirinya dalam pasir atau pasir berlumpur dan beberapa jenis diantaranya ada yang menempel pada benda-benda keras dengan semacam serabut yang dinamakan byssus. Nontji (1993), menyatakan bahwa “pelecypoda hidup menetap di dasar laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur adapula yang menempel di pohon bahkan pada karang-karang batu”. Pada beberapa spesies pelecypoda seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken, 1992).

TAKSONOMI PELECYPODA


Susunan Taksonomi berikut adalah berdasarkan klasifikasi Newel (1965) dalam Anonim (2010) yang didasarkan pada morfologi. Pelecypoda termasuk dalam kingdom Animalia, Filum Molluska, yang terbagi lagi dalam beberapa sub kelas dan ordo antara lain adalah sebagai berikut :

1. Subkelas Palaeotaxodonta
Ordo Nuculoida

2. Subkelas Cryptodonta
Ordo Praecardioida
Ordo Solemyoida

3. Subkelas Pteriomorphia (tiram, kupang, dll,)
Ordo Arcoida
Ordo Cyrtodontoida
Ordo Mytiloida
Ordo Ostreoida
Ordo Praecardioida
Ordo Pterioida

4. Subkelas Paleoheterodonta
 Ordo Trigonioida
Ordo Unionoida (jenis-jenis kupang air tawar)
 Ordo Modiomorpha

5. Subkelas Heterodonta (mencakup remis, lokan, dan kerang-kerang yang biasa dikenal, Eulamellibranchia)
Ordo Cycloconchidae
Ordo Hippuritoida
Ordo Lyrodesmatidae
Ordo Myoida
Ordo Redoniidae Ordo Veneroida

6. Subkelas Anomalodesmata
 Ordo Pholadomyoida


DESKRIPSI PELECYPODA





Dari kenampakan yang terlihat dari fosil, dapat disimpulkan bahwa jenis dari fosilisasi fosil Circomphalus strigillinus adalah permineralisasi dan juga internal mold. Permineralisasi adalah proses dimana mineral sebagian masuk menggantikan mineral yang ada atau berada di organisme, biasanya seperti mineral silica (SiO2), kalsium karbonat (CaCO3), besi oksida (FeO atau Fe2O3).
Internal mold adalah masukannya mineral atau butiran-butiran mineral yang mengisi rongga-rongga kosong di dalam sebuah organism. Dalam hal ini, fosil Circomphalus strigillinus tidak sempurna karena sebagian dari cangkang(katup) ada yang berlubang sehingga memungkinkan butiran-butiran mineral dapat masuk melalui lubang yang telah terbentuk dan mengisi rongga yang berada didalam fosil tersebut.


Aspek Hidup Circomphalus strigillinus
Circomphalus strigillinus hidup di dasar laut secara infaunal dengan menggunakan siphon. Hidup pada 30-40 meter di bawah permukaan laut dan posisinya vertikal terhadap substratnya.


Umur Circomphalus strigillinus
Pelecypoda mulai ada adalah fosil indeks yang baik untuk zaman paleozoikum tapi ada beberapa yang tidak baik digunakan, karena ada beberapa orde yang masih ada hingga sekarang. Leptaena rhomboidalis merupakan fosil indeks yang baik untuk rentang masa dari ordovisium sampai jurrasic atau lebih tepanya pada upper silurian.

Taksonomi Circomphlaus strigillinus
Kingdom                : Animalia
Filum                       : Pelecypoda
Kelas                       : Eulamellibranchiata
Ordo                        : Veneroida
Famili                      :Veneridae
Genus                     : Circomphlaus
Spesies                   : Strigillinus




APLIKASI PELECYPODA

Secara ekologis, jenis Pelecypoda penghuni kawasan hutan mangrove memiliki peranan yang besar dalam kaitannya dengan rantai makanan di kawasan hutan mangrove, karena disamping sebagai pemangsa detritus, pelecypoda berperan dalam proses dekomposisi serasah dan mineralisasi materi organik yang bersifat herbivor dan detrivor.

Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikroorganisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa pelecypoda di samping sebagai pemangsa detritus. Akar pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove (Irwanto, 2006).

Selain berperan sebagai rantai makanan terhadap ekosistem mangrove pelecypoda di jadikan makanan, cangkok pelecypoda bisa dimanfaatkan untuk membuat hiasan dinding, perhiasan wanita, atau dibuat kancing. Ada pula yang suka mengumpulkan berbagai macam cangkang pelecypoda untuk koleksi atau perhiasan.

Pelecypoda juga mempunyai kemampuan untuk mengontrol jumlah racun dalam tubuh mereka melalui proses pengeluaran, sementara organisme lain tidak dapat melakukan hal ini. Organisme yang tidak dapat mengontrol jumlah kandungan racun akan mengakumulasi polutan dan jaringan mereka menunjukkan adanya polutan. Pelecypoda sangat baik mengakumulasi polutan sehingga digunakkan sebagai biomonitor polusi (Philips dalam Sitorus, 2008).

Pelecypoda juga dapat dijadikan indeks fosil untuk menentukan berbagai indikator yang terdapat dalam kegunaan-kegunaan fosil.