Selasa, 01 Mei 2012

BATUAN BEKU




Batuan Beku





Batuan beku atau batuan igneous  adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.

Batuan beku di Indonesia
Batuan beku di Indonesia didominasi oleh batuan beku Granitoid , karena tatanan tektoniknya yang berada pada zona subduksi . Tatanan tektonik ini menyebabkan magma berdiferensiasi sehingga berkomposisi sebagai intermediate dan asam. Namun bukan berarti batuan beku basaltic tidak ada, kebanyakan batuan beku basaltic sudah terubah oleh proses metamorfisme  sehingga menjadi tidak dominan.

Batuan Beku Pulau Jawa




A.    Pembentukan Pulau Jawa
Batuan dasar ( Basement ) di Pulau Jawa terbentuk antara tahun 70-35 juta tahun sebelum masehi. Batuan dasar tersebut tersusun oleh batuan malihan (matamorfik), serta batuan beku. Batuan dasar di Jawa barat lebih tua jika dibandingkan dengan batuan di Jawa Tengah dan Jawa timur dikarena basement (batuan dasar) di Jawa Timur tebentuk pada tahap-tahap akhir setelah ditubruk lempeng Australia dan numpuk-numpuk membentuk basement di Jawa Timur.

Pada 20 juta tahun sebelum masehi, zona tubrukan lempeng Australia dengan lempeng Asia terkunci dan menyebabkan menunjamnya lempeng Australia dibawah lempeng Asia. Penunjaman ini berlangsung hingga sekarang dan menyebabkan munculnya gunung-gunung api disebelah barat Pulau Sumatra dan juga sebelah selatan Pulau Jawa.  Pada saat itu Jawa Tengah dan Jawa Timur berupa lautan, jika dilihat di selatan Pulau Jawa banyak dijumpai gunung gamping. Gamping itu dulunya adalah terumbu karang yang hidup dan berada di laut. Dengan begitu dapat diketahui  bahwa pegunungan selatan Jawa, termasuk batu gamping di Wonosari itu, dahulunya adalah berupa lautan.
Pulau Jawa pada umumnya memiliki batuan berumur Tersier dan Pra tersier , batuan pra tersier tersingkap di Luh Ulo , yaitu berupa batuan basaltic : Gabro , diabas , serpentinit dan peridotit. Selain itu juga terdapat intrusi granitoid yang mendorong munculnya batuan dengan komposisi intermediet yaitu andesit tua. Penjelasan lebih lanjut mengenai batuan-batuan pembentuk pulau jawa  adalah sebagai berikut :

1. BASALTIK
Gabro :
Batuan Gabbro berwarna gelap, mempunyai bentuk ukuran butir serabut dari proses intrusive dan merupakan batuan beku akibat proses plutonic seperti granit, hanya saja batuan gabbro mempunyai kandungan silica yang lebih rendah dan tidak mengandung mineral kuarsa, alkali feldspar dan hanya mengandung mineral plagioklas yang sering dijumpai berwarna gelap dengan kandungan kalsium yang tinggi. Mineral mineral gelap lainnya yang sering terdapat pada batuan ini adalah amphibole, pyroxene dan kadang kadang juga biotite, olivine, magnetite, ilmenite dan apatite. Proses erupsi yang dialami gabbro sama seperti dengan yang dialami batuan Basalt. Mineral mineral utama pembentuk batuan Gabbro adalah hornblende, magnetite dan mineral mineral terang dari plagioklas. Gabbro adalah nama sebuah kota di Tuscany, Italia.
Diabase
Batuan Diabas ini terbentuk dari magma yang menerobos hingga dekat ke permukaan.
Ciri-ciri dari Diabas:
• Batuan beku berwarna abu-abu
• Berbutir sedang
• Mineral piroksen dan plagioklas berbentuk seperti jarum yang saling bersilangan

Serpentinit :
Batuan Serpentinit merupakan batuan metamorf yang terbentuk dari mineral serpentin akibat perubahan basalt dasar laut yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah.  Mineral serpentin tergolong dalam kelas mineral Silikat yaitu Phyllosilicates. Batuan Serpentinit sering digunakan untuk batu hias dan dipakai untuk industri mineral. Batuan ini banyak ditemukan di negara Swedia, Italia, Rusia, di wilayah California, dan pertambangan Norberg.
Peridotit :
Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. merupakan Suatu batuan ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu tenunan crystallkine, merupakan karakteristik dari kerak samudra bagian bawah dan pembentukan jenis batuan dengan prinsip theupper mantel. Mineral penyusun Peridotite sebagian besar terdiri olivine dan pyroxene.

2. INTERMEDIET
Andesit tua :
Formasi Andesit Tua tersusun oleh breksi andesit, tuf, tuf lapili, konglomerat, dan sisipan aliran lava andesit. Komposisi lava terutama terdiri dari andesit hiperten dan andesit augit – hornblende.
·      Tuff : Merupakan batuan piroklastik yang terbentuk dari material vulkanik klastik yang dihasilkan dari serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunung api. Yang memiliki ukuran butir Debu halus – kasar ( < 0,04 mm ). Biasanya dapat dijumpai efek bakar yang merupakan cirri dari batuan piroklastik.
·      Tuff Lapili : Piroklastik yang berukuran kacang sampai buah kenari (2 sampai 64 mm). Mereka sering terlihat seperti abu. Pada letusan yang kaya air, abu menjadi tambah basah membentuk bidang-bidang yang bulat.
Konglomerat : Konglomerat merupakan suatu bentukan fragmen dari proses sedimentasi, batuan yang berbutir kasar, terdiri atas fragmen dengan bentuk membundar dengan ukuran lebih besar dari 2mm yang berada ditengah-tengah semen yang tersusun oleh batupasir dan diperkuat & dipadatkan lagi kerikil. Dalam pembentukannya membutuhkan energi yang cukup besar untuk menggerakan fragmen yang cukup besar biasanya terjadi pada sistem sungai dan pantai.


  
Batuan Beku Daerah Papua
Papua: batuan beku pada daerah ini berupa plutonic granitic rock yang terdapat pada daerah kepala burung. Batuan beku pada daerah ini berumur Late Permian dan Early Triassic. (Hamilton, 1979)    diantaranya   adalah   granit,  diorit,  granodiorit,  syenodiorit, dan monzonit.   Selain itu juga  terdapat  batuan  basaltik  hasil  dari  prose’s  magmatisme kerak samudera pasifik berupa basalt dan gabbro di utara papua. Penjelasan lebih lanjut tentang batuan beku di daerah Papua adalah sebagai berikut :


1.ASAM
Granit : Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Berwarna abu-abu berbintik hijau dan hitam, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. merupakan batuan beku dalam yang mempunyai kristal-kristal kasar.
Diorit : Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite.
Granodiorit : Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas.

2. BASALTIK

Basalt : Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam

GabroGabro adalah batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir kasar hingga sedang, berat jenisnya 2,9 -
3,21.Komposisi dan persentase mineral pembentuknya adalah :
Plagioklas ( labradorit atau bitownit) 70 – 45 %, mineral mafis 25 – 50
%.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar