Resume Paleontologi
paleontologi
berasal dari kata paleo yang artinya masa lampau, onto yang
artinya kehidupan dan logos yang artinya adalah ilmu. Jadi secara umum
paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa lampau.
Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup purba yang
biasanya adalah dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah
mempelajari fosil makhluk hidup untuk mengetahui jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang
zaman purba. Secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil
sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil.
Ruang lingkup paleontology
Paleontology menggunakan fosil sebagai
sumber utama peneliti, otomatis di dalam paleontology ini kita akan
berkecimpung dengan banyak fosil-fosil hewan maupun tumbuhan. tanaman adalah
salah satu organisme yang berlimpah dan beragam di Bumi, dengan lebih dari
250.000 spesies yang dikenal. Tanaman memiliki dinding sel yang kaku di setiap
sel dan menghasilkan makanan mereka sendiri dengan menangkap energi cahaya pada
pigmen seperti klorofil. Tanaman mengubah energi ini menjadi gula, pati, dan
makanan lain yang dibutuhkan tanaman untuk bertahan hidup. Beberapa fosil yang
tampak dari tanaman kembali ke Ordovisium (Pertama dikenal terjadinya fosil),
tapi tidak diragukan lagi kejadian pertama berasal dari fosil tanaman Akhir
Silur.
Tidak hanya hewan dan tumbuhan,
sekarang ini telah berkembang sebagai bagian dari paleontology yang meneliti
tentang protista. "protista" mengacu pada eukariota yang bukan
tanaman, hewan, atau jamur. Kebanyakan protista uniseluler, sementara yang lain
multiseluler atau bahkan multinukleat (inti banyak dalam satu sel). Ini
menunjukkan berbagai kelompok berbagai ukuran, bentuk, siklus hidup, habitat,
dan makan dan strategi reproduksi. Para protista memiliki panjang, meskipun
dalam beberapa kasus setengah-setengah, catatan fosil yang membentang kembali
ke Prakambrium.
Juga ada bakteri, Organisme uniseluler
Bakteri yang memiliki dinding sel, organel, dan DNA, seperti halnya eukariota.
Namun, tidak seperti eukariota, DNA organel mereka dan tidak terkandung dalam
selaput terpisah di dalam sel. Cyanobacteria, atau "bakteri
biru-hijau," telah ditemukan di batuan dari Archean, 3,5 miliar tahun
lalu. Cyanobacteria (bersama dengan bakteri lainnya) juga membentuk tikar dan
gundukan dikenal sebagai stromatolites, yang ada di bumi dari Prakambrium
sampai hari ini. Fosil terkecil yang pernah ditemukan milik magnetobacteria,
yang membentuk nanometer ukuran kristal-dari mineral magnetit di dalam sel
mereka.
Jenis-jenis jamur yang kita makan atau
mencoba untuk memberantas kami dari rumah hanya mewakili kecil sejumlah spesies
sekitar. jamur Kebanyakan tidak membuat makanan mereka sendiri, sebagai tanaman
lakukan. Beberapa parasit dan beberapa bentuk lain simbiosis hubungan dengan
ganggang atau tanaman. Mereka ditemukan di tanah, pada organisme lain, dalam
lingkungan perairan, dan mereka adalah dekomposer pokok organik material di
Bumi. Beberapa dapat tumbuh sangat besar (misalnya, jamur dan puffballs), yang
lain bersel tunggal (ragi), tetapi kebanyakan multiselular. Meskipun jamur
sering dianggap terlalu rapuh untuk fosil atau terlalu sulit untuk
diidentifikasi sebagai fosil, catatan fosil mereka akan kembali ke Prakambrium,
dan mereka sering ditemukan di Devon Bawah Rhynie Rijang Skotlandia.
Pada dasarnya ruang lingkup
paleontology berkisar tentang segala sesuatu yang telah hidup di masa lalu atau
bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan, protista, jamur maupun
bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal fosil-fosil, jejak
peradaban, lingkungannya dan peninggalan-peninggalan lainnya. Sehinggga kita
hanya meneliti dari jejak-jejak yang tertinggal.
Berdasarkan
asal katanya, fosil berasal dari
bahasa latin yaitu “fossa” yang
berarti bahan galian. fosil adalah benda alam yang berupa tubuh atau cangkang
organisme yang berupa jejak, bekas-bekas, sisa-sisa kehidupan yang terproses
secara alamiah, teawetkan dan terekam terutama pada batuan sedimen kemudian
mengeras menjadi batu atau mineral. Fosil yang merupakan tubuh organisme baik
utuh maupun kepingan disebut sebagai body fossil, sedangkan fosil yang
merupakan jejak organisme disebut trace fossil. Untuk menjadi fosil, sisa hewan
atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen.
Secara singkat definisi dari
fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Organisme
harus memiliki bagian keras (cangkang, tulang, gigi, jaringan kayu), namun
adanya bagian keras tidak mutlak karena pada kejadian tertentu bagian lunak pun
dapat menjadi fosil.
2. Organisme
harus terhindar dari kehancuran setelah mati. Apabila bagian tubuh dari bagian
organisme tersebut hancur, membusuk maka organisme tersebut tidak akan menjadi fosil.
3. Organisme
harus segera terkubur oleh material yang dapat mencegah terjadinya pembusukan.
Jenis material yang mengubur suatu organisme tergantung dari tempat organisme
itu hidup.
4. Fosil
harus terawetkan secara alamiah bukan oleh produk kecerdasan manusia
5. Pada
umumnya terekam dalam batuan sedimen. Karena berdasarkan proses pembentukan
batuan, akan sangat sulit bagi fosil untuk dapat bertahan pada batuan selain
pada pengendapan batuan sedimen.
6. Berumur
lebih dari 10.000 tahun.
Fosil index merupakan fosil yang baik untuk digunakan
sebagai penciri waktu geologi tertentu dan sangat penting untuk korelasi
stratigrafi.
Syarat-syarat
fosil menjadi fosil index adalah :
1. Mudah
dikenali
2. Berjumlah
banyak
3. Penyebaran
geografis luas
4. Kisaran
hidup yang pendek
Contoh dari fosil index adalah Trilobita, Brachiopoda,
Crinoid, Koral rugosa dan Tabulata.
Tipe
Fosil Dari Organismenya Sendiri
1. Pengawetan
Bagian Lunak Organisme
Proses pengawetan tipe fosil seperti ini sangat jarang
dijumpai dan terjadi pada kondisi yang sangat khusus. Organisme harus terkubur
dalam suatu medium contohnya getah, tanah beku yang dapat melindungi tubuh
lunaknya dari pembusukan. Contohnya fosil serangga yang terjebak dalam amber,
fosil Mammoth di tanah beku Alaska dan Siberia.
2. Pengawetan Bagian Keras Dari
Organisme
Proses pengawetan fosil diaman bagian keras organisme harus tersusun
atas mineral-mineral ayng tahan / resisten terhadap proses pelapukan dan reaksi
kimia, sehingga memungkinkan terbentuknya fosil.
• Fosil yang bersifat karbonatan : fosil yang tersusun atas
kalsium karbonat misalnya cangkang, kerang, siput, dan koral. Banyak diantara
mereka yang terawetkan dalam bentuk aslinya.
• Fosil yang bersifat fosfatan : fosil yang tersusun atas
kalsium fosfat misalnya pada gigi, gading, dan beberapa rangka luar suatu
organisme. Senyawa ini sangat bagus untuk pengawetan sehingga banyak yang
menjadi fosil yang bagus
• Fosil yang bersifat silikatan : fosil yang tersusun atas
senyawa silikat seperti pada golongan plankton.
• Fosil yang bersifat khitinan : fosil yang tersusun atas
senyawa khitin biasanya terdapat pada rangka luar organisme golongan
arthropoda.
Tipe Fosil Bagian Keras yang
Mengalami Perubahan
1. Karbonisasi
: dikenal dengan proses destilasi dimana zat organik pada organisme mengalami
pembusukan perlahan-lahan setelah terkubur, kemudian kehilangan gas dan
cairannya, sehingga yang tertinggal hanya lapisan karbon
2. Petrifikasi
/ Pemineralisasi : terjadi apabila airtanah mengandung mineral menyusup ke
dalam body fosil melalui pori-pori dan mengendapkan mineral sehingga
sisaorganisme bertambah berat dan resisten terhadap pelapukan. Permineralisasi
jika yang diendapkan hanya satu jenis mineral, dan petrifikasi jika yang
diendapkan bermacam-macam mineral.
3. Penggantian
/ Replacement
Proses dimana bagian keras dari organisme hilang / larut leh
airtanah, sehingga yang tertinggal hanya rongga, kemudian diikuti pengendapan
senyawa lain sehingga mempunyai struktur dan bentuk yang sama dengan aslinya,
tetapi komposisinya telah berubah. Contoh Silicified Wood
Tipe
Fosil yang Merupakan Sisa-Sia Aktifitasnya
1. Pengawetan
Tapak, Jejak, Sisa Organisme
• Mold : terbentuk
apabila cangkang suatu organisme menekan sedimen yang belum membatu, kemudian
meninggalkan cetakan bagian cangkang yang menekan sedimen tersebut.
• Cast : Apabila mold
tersebut terisi material sedimen. Terbagi atas internal cast dan external cast.
Internal cast menunjukkan karakteristik bentuk cetakan bagian dalam. External
cast menunjukkan karakteristik cetakan bagian luar
• Track : sisa
organisme yang berupa tapak kaki. Dengan adanya jejak kaki ini kita dapat
mengetahui kebiasaan hidup dari organise tersebut
• Trail : sisa
organisme yang berupa jejak yang berupa alur-alur pergerakan organisme.
• Burrow : sisa
aktifitas organisme yang berupa galian. Burrow menunjukkan bukti bahwa
kehidupan suatu organisme didalam tanah dimana organisme tersebut menggali lubang.
• Coprolite : adalah sisa organisme yang berupa kotoran hewan. Erat
kaitannya dengan bentuk anatomi dari pencernaan serta jenis makanan yang sering
dimakan.
Gastrolith : bautan halus, berbentuk well
rounded yang terdapat pada perut organisme yang berguna untuk membantu
pencernaan biasanya pada beberapa golongan reptile.
Kegunaan Mempelajari Fosil
1. Mementukan umur relatif batuan
Fosil dapat digunakan untuk menentukan umur
relatif suatu batuan yang terdapat/terkandung dalam fosil. Batuan yang berasal
dari suatu jaman tertentu mengandung kumpulan fosil yang tertentu, yang lain
dari fosil yang terkandung dalam batuan yang berasal dari jaman geologi yang
lain.
2. Menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu
dengan tempat lain.
Dengan
diketahui fisil yang diketemukan, maka dapat disimpulkan bahwa beberapa daerah
yang disitu ditemukan fosil yang sama, maka lapisan batuan pada daerah tersebut
terbentuk pada masa yang sama.
3.
Mengetahui
evolusi makhluk hidup
Para ahli
paleontologi, setelah meneliti isi fosil dari lapisan batuan batuan yang berbeda-beda
umurnya berkesimpulan bahwa batuan yang lebih tua mengandung fosil yang lebih
sedikit, bentuknya lebih primitip. Semakin muda umur batuannya, isi fosilnya
semakin banyak dan strukturnya semakin canggih. Dari sini kemudian para ahli
tersebut berkesimpulan bahwa organisme yang pernah ada di bumi kita ini
mengalami perkembangan, mulai dari sederhana menunju ke bentuk yang lebih
kompleks dalam waktu yang sangat lama. Hal ini yang kemudian dikembangkan oleh
ahli biologi sebagai teori evolusi organisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar